BAB 4: Pengenalan UML dan Penerapannya pada System Pakar Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkotika (Metode Certainty Factor)

Rulastri
By -
0
Dalam dunia pengembangan sistem, perancangan yang matang menjadi kunci keberhasilan sebuah aplikasi. Salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah Unified Modeling Language (UML), yang mampu menggambarkan struktur dan alur sistem secara rinci.


Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas bagaimana UML diterapkan dalam membangun System Pakar untuk Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkotika menggunakan metode Certainty Factor, dengan studi kasus pada BNN Cirebon.
Mari kita telusuri bersama bagaimana perancangan sistem ini dilakukan!

1. Apa Itu UML?

Unified Modeling Language (UML) adalah standar pemodelan yang digunakan untuk merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. UML membantu memvisualisasikan struktur, perilaku, dan interaksi dalam suatu sistem, sehingga memudahkan pengembang dalam memahami dan mengimplementasikan kebutuhan sistem.

Dalam pengembangan System Pakar untuk Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkotika, UML digunakan untuk:
  • Menyusun alur interaksi antara pengguna dan sistem.
  • Memetakan aktivitas yang terjadi di dalam sistem.
  • Menggambarkan urutan komunikasi antar komponen sistem.

2. Komponen UML yang Digunakan

Dalam proyek ini, tiga komponen utama UML yang digunakan meliputi:
a. Use Case Diagram
Use Case Diagram menunjukkan interaksi antara pengguna (aktor) dengan sistem berdasarkan fungsi-fungsi utama yang disediakan.
Manfaat:
  • Menentukan batasan sistem.
  • Menjelaskan kebutuhan fungsional sistem.

b. Activity Diagram
Activity Diagram menggambarkan alur kerja (workflow) dari sebuah proses bisnis atau penggunaan sistem.
Manfaat:
  • Memvisualisasikan proses bisnis secara detail.
  • Menyusun langkah-langkah logis dalam sistem.

c. Sequence Diagram
Sequence Diagram memperlihatkan bagaimana objek dalam sistem berinteraksi berdasarkan urutan waktu.
Manfaat:
  • Menjelaskan aliran pesan antar objek.
  • Menggambarkan dinamika sistem dalam sebuah skenario tertentu.

3. Studi Kasus: Sistem Pakar Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkotika

Penyalahgunaan narkotika merupakan masalah serius yang harus ditangani sedini mungkin. BNN sebagai lembaga resmi terus memperkuat pencegahan melalui berbagai inovasi, salah satunya dengan sistem pakar berbasis teknologi.

Dalam pengembangan sistem ini, digunakan metode Certainty Factor (CF) untuk menghitung tingkat keyakinan terhadap gejala-gejala yang mengarah pada indikasi penyalahgunaan narkotika.
Agar pengembangan lebih terarah dan terstruktur, dilakukan pemodelan menggunakan UML.

4. Perancangan Diagram UML

4.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan hubungan antara pengguna sistem (aktor) dengan fitur-fitur yang ada.

Aktor:
  • Admin: Mengelola data gejala, penyakit, basis pengetahuan, serta pengaturan sistem.
  • Petugas Konsultasi: Melakukan konsultasi dan membaca hasil diagnosis.
  • Pengguna Umum: Melakukan konsultasi mandiri dan melihat hasil diagnosa.

Use Case:

  1. Login
  2. Kelola Gejala
  3. Kelola Basis Pengetahuan
  4. Lakukan Konsultasi
  5. Lihat Hasil Diagnosa

Deskripsi:
  • Admin memiliki akses untuk login, mengelola data gejala, dan basis pengetahuan.
  • Petugas Konsultasi dan Pengguna Umum dapat melakukan konsultasi serta melihat hasil diagnosa.

4.2 Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan alur aktivitas, khususnya pada proses konsultasi.

Deskripsi Alur Proses Konsultasi:
  1. Mulai
  2. Pengguna membuka halaman konsultasi.
  3. Pengguna mengisi gejala yang dirasakan.
  4. Sistem menerima inputan.
  5. Sistem memproses menggunakan metode Certainty Factor.
  6. Sistem menghitung nilai certainty factor kombinasi.
  7. Sistem menampilkan hasil diagnosa.
  8. Proses konsultasi selesai.

4.3 Sequence Diagram

Sequence Diagram memodelkan interaksi antar objek berdasarkan urutan waktu saat skenario konsultasi berlangsung.

Deskripsi Skenario:
  • Pengguna mengisi gejala melalui form konsultasi.
  • Sistem menerima dan memvalidasi input.
  • Sistem mengambil data gejala serta rule dari basis pengetahuan.
  • Sistem melakukan perhitungan certainty factor.
  • Sistem mengirimkan hasil diagnosa kembali kepada pengguna.

Urutan Interaksi:
  • Pengguna → Sistem: Mengirimkan input gejala.
  • Sistem → Basis Pengetahuan: Mengambil data gejala dan nilai CF.
  • Sistem → Sistem: Menghitung nilai CF.
  • Sistem → Pengguna: Menampilkan hasil diagnosa.

5. Gambaran Diagram

1. Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem. Berikut adalah penjelasan elemen dalam diagram tersebut:

  • Admin:

    • Login: Admin masuk ke sistem untuk mendapatkan akses.

    • Kelola Gejala: Admin dapat mengelola data gejala yang digunakan dalam sistem.

    • Kelola Basis Pengetahuan: Admin mengelola basis pengetahuan, seperti aturan-aturan yang menghubungkan gejala dengan diagnosa.

  • Petugas Konsultasi:

    • Lakukan Konsultasi: Petugas dapat melakukan konsultasi dengan pengguna dan memproses input gejala untuk diagnosa.

    • Lihat Hasil Diagnosa: Petugas bisa melihat hasil diagnosa yang telah dihasilkan berdasarkan input gejala.

  • Pengguna Umum:

    • Lakukan Konsultasi: Pengguna dapat mengisi gejala untuk melakukan konsultasi dengan sistem pakar.

    • Lihat Hasil Diagnosa: Pengguna bisa melihat hasil diagnosa setelah memasukkan gejala.


2. Activity Diagram (Proses Konsultasi)

Activity Diagram menggambarkan langkah-langkah yang terjadi dalam proses konsultasi. Berikut adalah penjelasan alur dari proses konsultasi berdasarkan diagram yang diberikan:

  1. Mulai: Proses dimulai ketika pengguna memulai konsultasi.

  2. Pengguna membuka halaman konsultasi: Pengguna mengakses halaman konsultasi pada sistem.

  3. Pengguna mengisi gejala: Pengguna mengisi data gejala yang dirasakannya dalam form yang disediakan.

  4. Sistem menerima input gejala: Sistem menerima data gejala yang dimasukkan oleh pengguna.

  5. Sistem memproses dengan metode Certainty Factor: Sistem menggunakan metode Certainty Factor (CF) untuk memproses data gejala yang diterima. Metode CF digunakan untuk menghitung tingkat keyakinan diagnosis berdasarkan gejala yang diberikan.

  6. Sistem menghitung nilai certainty factor: Sistem menghitung nilai certainty factor berdasarkan data gejala dan aturan dalam basis pengetahuan.

  7. Sistem menampilkan hasil diagnosa: Setelah proses dihitung, sistem menampilkan hasil diagnosa berdasarkan gejala yang dimasukkan.

  8. Selesai: Proses selesai setelah hasil diagnosa ditampilkan kepada pengguna.


3. Sequence Diagram (Alur Konsultasi)

Sequence Diagram menggambarkan interaksi antara objek dan urutan pesan yang terjadi dalam proses konsultasi. Berikut penjelasan urutan dalam diagram tersebut:

  1. Pengguna: Pengguna memasukkan data gejala yang mereka alami.

  2. Sistem: Sistem menerima data gejala yang dimasukkan oleh pengguna.

  3. Basis Pengetahuan: Sistem mengambil data gejala dari basis pengetahuan untuk memproses diagnosa.

  4. Sistem: Sistem menghitung nilai Certainty Factor (CF) untuk menentukan tingkat keyakinan terhadap diagnosa yang dihasilkan.

  5. Sistem: Setelah perhitungan CF selesai, sistem menampilkan hasil diagnosa berdasarkan gejala yang dimasukkan.

  6. Hasil: Hasil diagnosa ditampilkan kepada pengguna.


6. Kesimpulan

Perancangan System Pakar untuk Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkotika menggunakan metode Certainty Factor membutuhkan perencanaan yang matang melalui pemodelan UML.
Dengan adanya Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram, pengembangan sistem menjadi lebih sistematis dan memudahkan tim dalam implementasinya.

Dengan pemahaman tentang UML, diharapkan kita dapat lebih mudah dalam menganalisis, merancang, hingga mengimplementasikan sistem berbasis teknologi, khususnya dalam proyek-proyek penting seperti sistem pakar ini.

Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai pengembangan sistem pakar atau penerapan metode Certainty Factor, jangan ragu untuk terus mengikuti update artikel di blog ini!
Sampai jumpa di pembahasan menarik berikutnya!

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)