BAB 3: Perancangan Sistem Berorientasi Objek (Object-Oriented Design) | Membangun Sistem yang Adaptif, Modular, dan Siap Menghadapi Perubahan

Rulastri
By -
0
Setelah memahami pendekatan terstruktur, kini kita memasuki dunia perancangan yang lebih modern dan fleksibel—Perancangan Berorientasi Objek.


Di era digital yang dinamis, sistem informasi dituntut untuk lebih modular, mudah dikembangkan, dan lebih dekat dengan cara manusia berpikir. Di sinilah pendekatan Object-Oriented Design (OOD) menjadi relevan.

Apa Itu Perancangan Berorientasi Objek?
Perancangan berorientasi objek (Object-Oriented Design) adalah pendekatan perancangan sistem dengan menggunakan objek sebagai komponen utama. Objek di sini mencerminkan entitas nyata, seperti pengguna, produk, atau transaksi, yang memiliki atribut (data) dan metode (perilaku).
Menurut Booch (2007):
“Object-oriented design is the process of planning a system of interacting objects for the purpose of solving a software problem.”
(Object-Oriented Analysis and Design with Applications)

Pendekatan ini lebih natural karena mencerminkan bagaimana manusia melihat dunia nyata—berbasis objek dan interaksi.

Konsep Inti dalam Perancangan Berorientasi Objek (Class dan Object)
  1. Class adalah blueprint atau cetakan dari sebuah objek.
  2. Object adalah realisasi dari class, yang memiliki data dan fungsi.
  3. Encapsulation (Enkapsulasi) adalah menyembunyikan detail internal objek dan hanya menampilkan fungsionalitas yang diperlukan.
  4. Inheritance (Pewarisan) adalah memungkinkan class baru mewarisi atribut dan metode dari class induk.
  5. Polymorphism (Polimorfisme) adalah objek dapat memiliki banyak bentuk dan perilaku tergantung konteks.
  6. Abstraction (Abstraksi) adalah menyederhanakan kompleksitas dengan hanya menunjukkan fitur penting dari objek.

Grady Booch menambahkan:
“Abstraction and encapsulation are the two most important characteristics of any object-oriented design.”

Alat Bantu dalam Pendekatan OOD
Perancangan berorientasi objek menggunakan UML (Unified Modeling Language) untuk menggambarkan struktur dan perilaku sistem:
  • Class Diagram – Menunjukkan struktur class, atribut, dan relasi.
  • Use Case Diagram – Menjelaskan interaksi pengguna dengan sistem.
  • Sequence Diagram – Menggambarkan alur pesan antar objek secara kronologis.
  • Activity Diagram – Menunjukkan alur aktivitas sistem.
  • State Diagram – Memodelkan transisi status objek berdasarkan peristiwa.

Keunggulan Pendekatan Berorientasi Objek
  1. Modular – Setiap objek berdiri sendiri dan dapat dikembangkan terpisah.
  2. Reusability – Class yang sudah dibuat bisa digunakan kembali di sistem lain.
  3. Mudah Dikembangkan – Sistem lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan.
  4. Lebih Realistis – Dekat dengan pemodelan dunia nyata.

Sommerville (2011) menyebutkan:
“Object-oriented design improves the maintainability and scalability of software.”
(Software Engineering, 9th Edition)

Contoh Penerapan OOD
Dalam sistem pemesanan makanan online:
  • Class: Pelanggan, Menu, Pesanan, Pembayaran
  • Use Case: Pelanggan memesan makanan → sistem memproses → driver mengantar
  • Sequence Diagram: Menunjukkan urutan interaksi antara pelanggan, sistem, dan restoran

Perbandingan dengan Pendekatan Terstruktur
  • Aspek Terstruktur Berorientasi Objek
  • Fokus Proses Objek dan Interaksi
  • Model Diagram DFD, ERD UML (Class, Use Case, Sequence, dll)
  • Kelebihan Jelas, sistematis Modular, fleksibel, efisien
  • Kesesuaian Sistem lama, prosedural Sistem modern, OOP (Object-Oriented Programming)

Kesimpulan
“Perancangan berorientasi objek bukan hanya soal membuat diagram, tapi tentang membangun sistem yang mudah dipahami, scalable, dan berkelanjutan.”

Dengan menguasai pendekatan ini, kamu siap mengembangkan sistem yang tidak hanya efektif, tapi juga elegan dan adaptif terhadap masa depan!

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)