Panduan Aman Partisi Drive di Windows 10/11: Memecah Hard Disk/SSD Tanpa Format Ulang dengan Disk Management

Rulastri
By -
0

 Hai Sobat SIDK! Selamat datang kembali di sesi Ngulik Komputer Santai, Paham Maksimal.

Mengelola ruang penyimpanan adalah kunci keamanan data. Jika laptop Anda hanya memiliki satu drive besar (misalnya, hanya Drive C), itu ibarat menyimpan semua barang berharga dan sistem di satu ruangan—sangat berisiko jika terjadi kerusakan. Solusinya? Melakukan Partisi!

Namun, banyak orang ragu mempartisi karena takut kehilangan data atau harus instalasi ulang Windows. Jangan khawatir! Artikel ini adalah panduan lengkap Anda. Kita akan menggunakan tool bawaan Windows, Disk Management, untuk memecah Hard Disk atau SSD Anda secara aman. Mari kita ngulik cara memisahkan data dari sistem, menciptakan drive D: yang baru, tanpa harus format ulang atau menghapus data yang sudah ada.

1. Mengapa Partisi Itu Penting? (Konsep Dasar)

Partisi adalah pembagian logis dari satu disk fisik menjadi beberapa drive terpisah (misalnya C: dan D:). Ini bukan sekadar pemisahan nama, tetapi memiliki manfaat vital:

  • Keamanan Data: Jika Windows Anda (di C:) mengalami crash atau terkena virus dan harus di-install ulang, data pribadi Anda yang tersimpan di Drive D: akan tetap aman dan tidak terhapus.

  • Organisasi: Memudahkan Anda memisahkan file sistem (software, Windows) dari file pribadi (foto, dokumen, game).

  • Performa: Memungkinkan manajemen cache yang lebih teratur pada sistem (Drive C).

  • Multi-OS: Memungkinkan Anda menginstal sistem operasi ganda (dual boot) di partisi yang berbeda.

2. Tahap Persiapan: Wajib Dilakukan!

Meskipun kita menggunakan metode yang aman, selalu ada risiko kecil saat berhadapan dengan storage.

  1. Backup Data: Pindahkan semua data penting yang ada di Drive C: ke cloud (Google Drive, OneDrive) atau flash drive eksternal. Better safe than sorry!

  2. Bersihkan Drive C: Hapus file yang tidak perlu dan kosongkan Recycle Bin. Semakin banyak ruang kosong, semakin mudah proses shrink.

  3. Tutup Semua Aplikasi: Pastikan semua program berat yang sedang berjalan di Drive C: sudah ditutup.

3. Langkah 1: Mengurangi Ukuran Volume Lama (Shrink Volume)

Kita akan mengambil sebagian ruang kosong dari Drive C: untuk dijadikan rumah baru bagi Drive D:. Kita akan menggunakan tool bawaan Windows, Disk Management.

3.1 Membuka Disk Management

  1. Tekan Windows Key + X (atau klik kanan pada ikon Start).

  2. Pilih Disk Management (Manajemen Disk).

    • Jendela ini akan menampilkan semua disk fisik Anda (Disk 0, Disk 1, dst.) dan semua partisi logis di dalamnya (C:, D:, System Reserved).

3.2 Melakukan Shrink

  1. Cari partisi utama Anda, biasanya berlabel (C:).

  2. Klik kanan pada Drive C: tersebut, lalu pilih Shrink Volume... (Kecilkan Volume...).

  3. Windows akan menghitung ruang yang tersedia. Ini mungkin memakan waktu sebentar.

  4. Pada kotak dialog yang muncul, perhatikan tiga kolom:

    • Total size before shrink: Ukuran total Drive C: saat ini.

    • Size of available shrink space in MB: Ruang kosong yang bisa Anda ambil.

    • Enter the amount of space to shrink in MB: Masukkan ukuran partisi baru (D:) yang Anda inginkan.

Contoh: Jika Anda ingin membuat Drive D: sebesar 100 GB, Anda harus memasukkan 102400 (karena 1 GB = 1024 MB).

  1. Setelah memasukkan nilai, klik Shrink.

4. Langkah 2: Membuat Partisi Baru (New Simple Volume)

Setelah Shrink berhasil, Anda akan melihat ruang berwarna hitam dengan tulisan "Unallocated" (Tidak Dialokasikan). Ruang inilah yang akan kita ubah menjadi Drive D:.

  1. Klik kanan pada ruang "Unallocated" tersebut.

  2. Pilih New Simple Volume... (Volume Sederhana Baru...). Wizard akan muncul.

  3. Klik Next.

  4. Specify Volume Size: Biarkan ukurannya sama dengan ruang Unallocated (kecuali Anda ingin memecahnya lagi). Klik Next.

  5. Assign Drive Letter: Pilih huruf drive untuk partisi baru Anda (misalnya D:, E:, atau F:). Klik Next.

  6. Format Partition:

    • File System: Pilih NTFS (standar Windows).

    • Allocation Unit Size: Biarkan Default.

    • Volume Label: Beri nama yang mudah diingat, misalnya DATA atau FILE_SIDK.

    • Pastikan Perform a quick format tercentang.

  7. Klik Next dan Finish.

Dalam beberapa detik, ruang Unallocated akan berubah menjadi partisi baru yang sehat dengan huruf drive (D:) dan siap digunakan!

5. Kesimpulan: Storage Lebih Aman dan Tertata

Selamat, Sobat SIDK! Anda telah berhasil mempartisi drive Anda tanpa menggunakan software pihak ketiga yang berisiko, dan yang terpenting, tanpa harus menginstal ulang sistem operasi.

Kini, drive Anda lebih tertata, data penting Anda terpisah dari sistem, dan laptop Anda siap menghadapi tantangan ngulik berikutnya dengan manajemen storage yang jauh lebih baik.

Bagaimana pengalaman upgrade atau partisi Anda? Apakah Anda lebih suka membagi drive menjadi dua atau tiga partisi? Bagikan tips dan trik storage Anda di kolom komentar di bawah!

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)